7 Acuan Membuat Desain Yang Fungsional

Bayangkan anda sedang membuat sesuatu.
Anda telah berusaha sekuat tenaga, mencurahkan seluruh tenaga, waktu dan pikiran untuk menyelesaikannya.
Dan akhirnya sesuatu itu telah selesai dengan sempurna!
Menakjubkan.
Anda pun merasa puas dan lega akan keindahan karya anda.
Tapi tiba-tiba terbesit pertanyaan dalam benak anda.
Apakah karya anda bisa berfungsi dengan baik?
Untuk siapa karya tersebut dapat bermanfaat?
Anda dapat menggunakan karya anda, namun apakah orang lain bisa?
Apakah karya anda fungsional?
Ups!




Pada setiap karya/produk yang didesain, entah itu website, packaging, bangunan, sistem, furnitur, peralatan dll, pasti memiliki fungsi – sesuatu yang diharapkan karya/produk tersebut dapat digunakan dengan baik. Fungsi tersebut bisa dicapai dengan cara yang bermacam-macam, entah simpel atau ribet. Namun pada dasarnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan suatu karya/produk agar bisa berfungsi secara baik.

  1. Mengetahui tujuan dari produk tersebut.
    Adalah sebuah obeng. Tujuan dari sebuah obeng adalah untuk memasang dan melepas sekrup. Ada beberapa inovasi yang bisa dilakukan untuk menambah nilai sebuah obeng seperti membuat pegangan yang lebih ergonomis, memiliki mata obeng yang bisa dibongkar-pasang atau terdapat magnet di mata obengnya. Semua inovasi tersebut mendukung tujuan dari si obeng itu: memasang dan melepas sekrup.


  2. Mengetahui siapa yang akan menggunakan produk tersebut.
    Ini merupakan hal penting yang seringkali dilupakan orang saat membuat suatu produk. Suatu produk bisa saja sangat bermanfaat bagi seseorang namun tidak berfungsi bagi orang lain. Oleh karena itu kita harus memperhatikan beberapa hal seperti: Pengetahuan, pengalaman, waktu, kepribadian dan banyaknya bantuan yang diperlukan oleh target dari produk kita karena pada akhirnya, produk kita harus bisa bekerja secara merata bagi penggunanya untuk mencapai tujuannya.


  3. Mengetahui apa yang ingin dilakukan orang dengan produk tersebut.
    Kita harus tahu bahwa masing-masing orang memiliki tujuannya sendiri-sendiri ketika menggunakan suatu produk - yang terkadang tidak terpikir oleh desainer produk itu. Oleh karena itu kita harus memiliki sense yang kuat untuk bisa mengira-ngira apa yang orang akan pikirkan dan lakukan dengan produk kita.


  4. Kejelasan dalam cara memakai produk tersebut.
    Produk yang didesain yang baik, biasanya dapat “berbicara” dan memberitahu kita bagaimana cara menggunakannya. Kejelasan adalah kunci dari desain yang fungsional. Contohnya adalah sebuah bola. Bahkan dengan petunjuk yang sedikit, anak-anak pun bisa memakai bola tersebut untuk bermain – hal ini mungkin membuat sebuah bola menjadi salah satu produk dengan desain terbaik. Cobalah anda membuat produk yang sulit dimengerti cara menggunakannya, produk tersebut tidak akan digunakan, yang berarti produk anda tidak dapat mencapai tujuannya karena ia tidak dapat difungsikan.

  1. Bagaimana orang mengerti bahwa produk tersebut bekerja.
    Pernahkah anda memastikan terlebih dahulu apakah alarm pada jam waker anda berfungsi? Berapa kali anda memastikan sampai anda benar-benar yakin bahwa alarm tersebut berfungsi sebelum anda bisa tidur dengan tenang? Hal ini menjadi masalah ketika orang tidak mengetahui sampai sejauh mana mereka harus mengutak-atik suatu produk. Apakah cukup dengan dua langkah? Atau masih ada beberapa langkah lagi sampai akhirnya seseorang bisa yakin bahwa produk tersebut bekerja? Memang, produk tersebut sebenarnya dapat bekerja, namun tidak bekerja dari sudut pandang si pengguna, dan produk yang tidak berfungsi biasanya akan ditinggalkan orang.


  2. Keterikatan suatu produk dengan penggunanya.
    Salah satu produk yang begitu mengikat penggunanya adalah Blackberry. Pengguna Blackberry seolah tidak bisa berhenti menatap layarnya, menekan tombol-tombol, memainkan trackball, mengecek e-mail, chatting menggunakan Blackberry Messenger, dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain. Sebuah desain yang baik, bisa menarik orang-orang entah dari wujud visualnya, rasanya atau cara menggunakannya. Pokoknya, ketika seseorang menggunakannya, orang tersebut memiliki perasaan bahwa itulah produk yang ia butuhkan.


  3. Bagaimana suatu produk dapat mengatasi masalah.
    Sebuah desain yang baik, dapat mengurangi kemungkinan penggunanya untuk melakukan kesalahan. Tapi bukan berarti produk tersebut benar-benar menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan. Karena terkadang, pengembangan dari desain saat ini bisa didapat dari permasalahan pengguna yang melakukan kesalahan.


Kesimpulan
Desain adalah hubungan antara pengguna yang memiliki permasalahan dan desainer yang memiliki solusi yang bisa ditawarkan. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa tujuan seorang desainer adalah mendesain sesuatu yang akan digunakan. Pikirkan bagaimana dan mengapa suatu produk akan digunakan, oleh siapa produk tersebut digunakan dan desain anda tidak hanya bisa dipakai, tetapi akan dipakai.

The Principles of Aesthetic Design

Apa yang membuat sebuah desain dapat dikatakan bagus? Berikut  prinsip-prinsip estetika yang harus diperhatikan ketika membuat atau mengevaluasi sebuah desain:
Image and video hosting by TinyPic

1.    Hirarki – Menentukan Prioritas!
Poin apa yang paling penting yang ingin ditonjolkan pada tampilan desain? Apa yang terpenting, paling menarik, atau pesan apa yang paling menonjol? What next? What last?

2.      Emphasis and focus
Ketika anda sudah mengetahui apa yang terpenting, gunakan visual yang menonjol untuk memfokuskan perhatian melalui ukuran, posisi, nilai dan warna
Image and video hosting by TinyPic
Desain iklan ini memenuhi prinsip priority dan emphasis focus, bisa kita lihat, jika pertama kali kita melihat iklan ini, maka yang pertama kali mencuri perhatian adalah tulisan BOTTOM LINE, kemudian diikuti tulisan ‘the first annual design awards’, baru kemudian ‘business 2.0 and frog design present. Jelas mana yang menjadi fokus dan pesan utama yang ingin disampaikan.

3.     Kontras - besar/kecil, penuh/kosong, jingga/biru
Kontras adalah poin penting untuk menonjolkan si ‘peran utama’. Ini akan sangat membantu agar seakan-akan tercipta drama dalam desain tsb.
Image and video hosting by TinyPic
Di iklan ini bisa kita lihat penggunaan warna (warna tubuh wanita dlm iklan tsb menciptakan kontras dengan background yang putih pucat) dan objek yang kontras (air dan tubuh sangat kontras dari segi bentuk dan kesolidan), namun justru seakan-akan keduanya menciptakan drama dalam iklan ini.

4.   Tensi
Membuat tensi dengan memanipulasi posisi relatif. Seperti membuat tipuan mata, atau menggunakan visual yang ‘mengganggu’, seperti benda-benda yang terlalu dempet, terlalu kontras. Dengan penggunaan dan penempatan yang tepat akan menciptakan desain yang unik dan estetik
Image and video hosting by TinyPic

5.   Keseimbangan – making your own gravitation!
Seimbang bukan berarti simetris. Dengan menggunakan detail yang berlawanan dengan ruang kosong, atau menggunakan elemen yang ‘berat’ dan elemen yang ‘ringan’, keseimbangan bisa asimetris, dan sekali lagi estetik!
Image and video hosting by TinyPic
6.    
            Ritme – variasi dan pola
Variasi menyegarkan mata, dan pola membantu pikiran untuk mengingatnya. Ritme menyatukan keseluruhan desain

7.   Alur
Memimpin arah pandang mata mengalur di atas permukaan
Image and video hosting by TinyPic
8.  
       Kedalaman
Seakan akan ada sebuah dimensi di atas permukaan atau membuat sesuatu seakan-akan keluar dari permukaan.
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
9.  
      Skala – ilusi ukuran
Ukuran dari elemen-elemen saling berelasi satu dengan yang lain sangat penting dalam sebuah desain.
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
10
m   Gerakan – ilusi dari interaksi fisik antar elemen
Biasanya figuratif, dengan elemen-elemen yang dibuat seakan-akan bergerak juga dapat dibuat oleh efek optis, seperti repetisi garis, dll. Menggunakan ilusi gerakan dapat memberikan kesan emosional dan fisik bagi yang melihat.
Image and video hosting by TinyPic
11  Kesatuan - sebagian tapi satu
Warna dapat menyatukan sebuah desain, baris, gambar yang menunjukkan sebuah relasi antar objek pada desain.
Image and video hosting by TinyPic

http://blog.mike7.net/index.php?tag=print
by: Sherly W.E.

Harmoni Warna Dalam Membuat Desain yang Estetik dan Fungsional

Color Harmony
Color Harmony membantu dalam meningkatkan nilai keindahan atau estetik suatu desain. Melalui komposisi warna yg tepat, sebuah desain akan terlihat indah dan menarik. Di sini saya akan membahas bagaimana suatu warna bisa berbicara dan mengomunikasikan suatu nuansa, kesan atau sifat yg hendak disampaikan seorang desainer.
Saya mengulas teori warna berdasarkan sumber buku Color Harmony Layout terbitan Page One. Berikut adalah macam-macam warna beserta sifatnya:
Powerful
Warna yg powerful tidak hanya menarik perhatian. Dari sifat yg ceria hingga sensasi panas, emosi dari warna ini adalah disadari dan dikenali. Merah cerah adalah warna yg tidak bisa diabaikan atau dilewatkan.
Rich
Gelap dan Berani, rona yg merepresetasikan kekayaan adalah selangkah mendekati hitam. Warna ini memiliki karakter kaya dan kekuatan, kesabaran dan percaya diri. Warna merah gelap dimiliki oleh wine mewah sehingga warna ini bersifat mewah dan meminta penafsiran lebih dalam dari yg terlihat di permukaan.
Romantic
Pink dan merah sangat menggambarkan sifat ini. Begitu juga dengan warna peach, lavender, dan kuning soft adalah warna khas dr sifat  romantis. Warna-warna yang soft lainnya yakni warna pastel termasuk dalam kelas ini.
Friendly
warna orange gelap dan ungu, menggambarkan citra America Barat Daya, digambarkan matahari dan kehangatan penduduknya. Orange mengkonotasikan sifat yg ramah dan bersahabat--yg merupakan alas an mengapa banyak restoran fast-food amerika menggunakan warna ini. Kuning dan merah termasuk dalam kategori ini, dimaksudkan untuk fungsi keterlihatan dari jarak yg cukup jauh.
Soft
Peach dan orange yg terang dan tipis menggambarkan citra yg halus dan lembut. Dipadukan dengan violet, hijau dan biru yg terang dan tipis menggambarkan suasana yg natural, tenang  dan nyaman.

Color Harmony Summary:
Penggunaan Color harmony atau harmonisasi warna, sangat membantu kita dalam mengomunikasikan suatu maksud dan sifat tertentu dalam sebuah desain. Tidak terbatas itu saja, pengaplikasian harmonisasi warna juga membuat suatu desain menjadi lebih jelas dan terlihat indah, yakni meningkatkan nilai estetik atau keindahan suatu desain yg membuat elemen2 dalam sebuah desain selaras dan enak dilihat.
Karena seperti banyak masalah yg dijumpai dalam sebuah desain yg tidak mempertimbangkan aspek ini, desain menjadi kacau dan tidak selaras oleh karena penggunaan warna yg tidak cocok sehingga terkesan rancu/aneh, atau penggunaan warna yg tidak sesuai dgn maksud yg hendak disampaikan.
Dari ulasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan color harmony, seorang desainer dapat menghasilkan karya yg indah (estetik) dan juga informative dengan pesan2 yg tersirat dalam sebuah desain, serta menghindari kemungkinan kekacauan maupun kekeliruan penggunaan warna. (penting!)
Untuk referensi color harmony, saya menemukan sumber yg cukup baik dan berguna dari adobe, yakni Adobe kuler yg bisa diakses lewat internet. Program tsb menampilkan pilihan palet untuk suatu tema.

By: Yudha Bianto

Contoh Desain yang Estetik dan Fungsional

Desain yang estetik akan memerhatikan keindahan bentuk maupun keunikan desain. Selain itu, sebuah desain selain bersifat estetik haruslah fungsional.
Berikut ialah contoh desain yang estetik nan fungsional:

 Tangga tersebut dilihat dari segi fungsi sudah bisa terbilang tidak jauh berbeda dengan tangga biasa. Berguna untuk mencapai tempat yang lebih tinggi karena dilengkapi pijakan seperti tangga-tangga pada umumnya. Tetapi dari segi estetika, terdapat perbedaan yang menyolok dibanding tangga-tangga pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang unik dengan mengadopsi pijakan kaki yang menyerupai gerigi, tidak seperti tangga biasa yang berupa palang. Hal ini yang menjadikan desain tangga yang satu ini unik dan estetik dipandang mata.

Tangga di atas dari segi estetika biasa-biasa saja (tidak jelek juga), tetapi apa segi fungsional yang bisa kita dapat? Ya, segi fungsional yang bisa kita dapat darinya ialah bahwa sesuatu yang terletak di bawah anak tangga ialah sebuah laci bagasi tempat menyimpan sesuatu. Benda tersebut dari segi fungsional amatlah menguntungkan. Salah satunya ialah menambahkan ruang penyimpanan bagi si pemilik rumah yang aman dan tersembunyi.

Meja di atas merupakan desain dari Voon Wong dan Benson Saw (London, Inggris). Sebuah Coffe Table yang didesain sedemikian rupa agar lebih bernilai estetik dibanding meja lainnya. Selain segi estetik, ternyata irisan-irisan tiap meja juga memiliki fungsi yang khusus, fungsi dari tiap-tiap irisan meja tersebut ialah agar dapat digunakan untuk masing-masing keperluan. Jadi tidak hanya sebuah meja, tetapi satu meja yang "dipotong-potong" agar memiliki fungsi sendiri-sendiri tiap "potongan"nya.

Sebuah arsitektur yang berorientasi pada teknologi futuristik dan mesin. Tanpa ornamen dan meninggalkan arsitektur gaya lama yang berkesan garis horizontal dan vertikal dan kaku. Gaya arsitektur bangunan ini memiliki nilai estetik yang bersifat modernisasi dan bergaya dinamis. Serta dari segi fungsional pada umumnya tidak jauh berbeda dengan bangunan-bangunan lainnya. Tetapi segi fungsional yang paling mencolok ialah bahwa gedung ini tidak mudah rubuh dibanding gedung bertingkat lainnya karena desainnya yang kerucut mengecil di bagian atas, sehingga fondasi di bawahnya menopang beban yang diminalisir pada bagian atasnya.


By : Julius

Apa itu ESTETIKA?

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Etimologi

Estetika berasal dari Bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
  1. Studi mengenai fenomena estetis
  2. Studi mengenai fenomena persepsi
  3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

Penilaian keindahan

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.

Konsep the beauty and the ugly

Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai penerimaan masyarakat terhadap ide yang dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty, suatu karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi standar keindahan dan the ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata memperlihatkan keindahan.

Sejarah Penilaian Keindahan

Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, kesimetrisan, dan keberadaan.


Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.


Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia Indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah Keindahan Semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.


Pandangan Aristoteles tentang Karya Seni dan Keindahan

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil [[chatarsis]] disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.



Introduction "Perkenalan"

Kami para pembuat blog ini adalah mahasiswa Universitas Tarumanagara jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2009. Anggota kami terdiri dari :
  • Sherly Wijaya Edward
  • Mega Wijaya Lim
  • Henny Puspita
  • Joshua Deni Prakoso
  • Eunike Halim
  • Yudha Bianto
  • Julius Kirana

Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas Tinjauan desain yang akan membahas mengenai desain yang estetik sekaligus fungsional, kedua elemen ini sangat krusial sekaligus dilematik dalam semua bidang desain. Karena itu kami ingin memberikan pembahasan mengenai Estetika dan Fungsional, dan tentu saja memberikan solusi dalam memposisikan elemen estetika dan fungsional yang seimbang. Karena itu, Tagline kami adalah : 
"Aesthepic, Aesthetic yet EPIC!"

Semoga Blog ini dapat memberikan manfaat bagi para desainer dalam membuat karyanya. ©2010

Followers

Powered by Blogger.

About Me

Kami para pembuat blog ini adalah mahasiswa Universitas Tarumanagara jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2009. Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas Tinjauan desain yang akan membahas mengenai desain yang estetik sekaligus fungsional, kedua elemen ini sangat krusial sekaligus dilematik dalam semua bidang desain. Karena itu kami ingin memberikan pembahasan mengenai Estetika dan Fungsional, dan tentu saja memberikan solusi dalam memposisikan elemen estetika dan fungsional yang seimbang. Karena itu, Tagline kami adalah : "Aesthepic, Aesthetic yet EPIC!". Semoga Blog ini dapat memberikan manfaat bagi para desainer dalam membuat karyanya. :)